Jumat, 09 Desember 2011

Sejarah Setganografi

Teknik steganografi ini pertama kali digunakan pada tahun 440 SM , sewaktu itu Demaratus mengirimkan peringatan tentang serangan yang akan datang ke Yunani dengan cara menulis langsung pada permukaan kayu lilin tablet sebelum menerapkan pada permukaan lilin lebah diatasnya.
Herodatus, seorang penguasa Yunani mengirimkan pesan rahasia dengan menggunakanan kepala budak atau prajurit sebagai media. Caranya, rambut budak dibotaki , lalu pesan rahasia ditulis di kulit kepala budak. Setelah rambut – rambut budak tumbuh cukup banyak (yang berarti menutupi pesan rahasia) , budak tersebut dikirim ke tempat tujuan pesan untuk membawa pesan rahasia di kepalanya. Di tempat penerima , kepala budak dibotaki kembali untuk membaca pesan tersembunyi dibalik rambutnya. Pesan tersebut berisi peringatan invasi dari bangsa Persia.
Bangsa Romawi mengenal steganografi dengan menggunakan tinta tak tampak (invisible link) untuk menulis pesan. Tinta tersebut dibuat dari campuran sari buah, susu, dan cuka. Jika tinta digunakan untuk menulis maka tulisannya  tidak tampak. Tulisan di atas kertas tersebut dapat dibaca dengan cara memanaskan kertas tersebut.
Selama Perang Dunia II, agen–agen spionase juga menggunakan steganografi untuk mengirim pesan. Caranya dengan mengunakan titik – titik yang sangat kecil

sehingga keberadaannya tidak dapat dibedakan pada tulisan biasa yang diketik.
Saat ini steganografi sudah sangat banyak dikembangan dan diimplementasikan pada media digital sebagai media penampung, seperti citra digital, video digital, atau audio. Informasi yang disembunyikan juga berbentuk informasi digital seperti teks, citra, data audio, atau data video. Steganografi digital dapat digunakan di negara–negara yang menggunakan sensor ketat terhadap informasi atau di negara dimana pesan enkripsi dilarang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar